Posted by : Unknown Tuesday, July 22, 2014


Peserta didik merupakan pelanggan utama dalam lembaga pendidikan seperti sekolah. Sebagai sebuah organisasi sosial yang dinamis, peserta didik merupakan kekuatan masa kini dan masa depan dengan keunggulan  beragam. Selain itu, mereka memiliki kebutuhan yang hampir tak terbatas dalam mengembangkan jati dirinya.
Permasalahannya, sampai saat ini masih banyak ditemukan guru yang belum mampu melayani kebutuhan peserta didik secara utuh, menyeluruh dan terpadu. Guru mudah menyalahkan peserta didik bila prestasinya tidak bagus, lamban belajar, berperilaku menyimpang. Guru mudah meberi stempel bodoh kepada peserta didik yang kurang bisa mengikuti pikiran gurunya. Sebagian besar guru juga tidak memberikan layanan pengayaan yang memadai kepada peserta didik, yang relatif cepat dalam belajar. Akibatnya, siswa yang cepat belajar akan merasa bosan mengikuti temannya yang kurang cepat. Hal ini berdampak pada pretasi peserta didik.

Untuk itu, sekolah berkewajiban mengembangkan sistem pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhan peserta didik menuju pretasi unggul, dari saat ini sampai masa depan. Supaya pengembangan sistem pendidikan yang dimaksud tercapai. Kepala sekolah perlu  memberdayakan guru dan sumber daya lain untuk memperkuat pembelajaran bermutu tinggi. Pembelajaran bermutu tinggi  akan dapat menjadikan peserta didik mampu meraih keunggulan prestasi. Peserta didik  menjadi fokus utama dan  dijadikan subyek belajar untuk mengembangkan seluruh potensinya.

Kepala sekolah bersama guru harus terlibat aktif memonitor kemajuan peserta didik. Monitoring harus dijadikan karakeristik yang dibudayakan.

Kurikulum 2013 dengan tegas mengamanatkan bahwa  pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama.

Guru hendaknya menyadari secara menyeluruh tentang berbagai kekuatan, kelemahan dan kekurangnnya. Guru hendaknya mampu mengembangkan kekuatan, mengatasi kelemahan, memperbaiki kekurangan dan mampu menciptakan peluang kesuksesan baru.  Guru profesional memiliki kemampuan terbaik untuk   mengembangkan seluruh potensinya dalam melaksanakan pembelajaran bermutu. Guru hendaknya mampu memperbaharui cara pandang dan membangun kompetensinya secara efektif. Guru hendaknya mampu   memberikan fasilitas memadai dan kultur yang menyenangkan serta  produktif dalam mengembangkan multi kecerdasan  peserta didik.

Pembelajaran bermutu akan terjadi apabila guru:
1.     Memberikan waktu yang lebih besar kepada peserta didik, 70 – 80 % untuk belajar dan berlatih aktif serta kreatif satu kali pertemuan pembelajaran, guru majadi fasilatator dengan waktu 20 – 30 % satu kali pertemuan pembelajaran.
2.     Memberi kesempatan kepada peserta didik membentuk kelompok belajar dan bekerja  kelompok untuk melakukan eksperimen di laboratorium.

Gambar 1 :
Peserta didik secara berkelompok mempersiapkan perangkat
percobaan sesuai langkah-langkah yang tercantum
pada Lembar Kerja Siswa (LKS)



3.     Memberikan kesempatan yang kondusif kepada peserta didik untuk mengembangkan kreativitasnya. Misalnya  :
1)   Membuat alat peraga matematika.
Peserta didik ditugaskan membuat kubus, selinder, segi tiga, linkaran dan sebagainya.
a. Kubusb.                    b. Siilinder                      c. Segitiga

2)   Peserta didik ditugaskan :
Mencari kaitan materi palajaram matematika yang dibahas dengan berbagai lintas mata pelajaran, misalnya : (1) mata pelajaran ekonomi, dilihat  sisi pembiayaan, pengadaan bahan dasar, proses produksi, proses pemasaran, analisa keuntungannya dan dari aspek lingkungan hidup. (2) mata pelajaran pendidikan seni kriya, (3) pendidikan prakarya, (4) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Demikian juga kaitan kubus, selider dan segi tiga dengan pembuatan kapal terbang, kapal laut dan berbagai bangunan gedung.
4.     Memberi bantuan kepada peserta didik yang kesulitan,



Gambar 2 :
Guru menanggapi pertanyaan siswa ketika siswa
menemui kesulitan dalam melaksanakan percobaan

5.     Mendengarkan dengan baik dan menerima apa adanya semua peserta didiknya.
6.     Mengembangkan kerja sama yang kompak, kuat, antara guru dengan peserta didik, antara peserta didik dengan peserta didik, antara peserta didik dengan orang tuanya, antara peserta didik dengan masyarakat

                                                                                                              
                                                                         


Gambar 3 :
Kekuatan/Kualitas Kerja Sama

7.     Mengembangkan proses pembelajaran dengan multi interaksi.  Interaksi dari guru ke peserta didik, dari peserta didik ke guru dari peserta didik ke peserta didik, peserta didik ke sumber belajar lainnya, lingkungan alam asli, alam buatan, lingkungan sosial ( pasar, instansi pemerintah, instansi swasta, komplek pertokoan, media cetak dan media elektronik.


Guru profesional sebagai manajer dan pemimpin pembelajaran berperan membantu, melayani, mendisiplinkan dan meningkatkan kualitas unggul multi kecerdasan peserta didik. Bagaimana cara terbaik meningkatkan kualitas keunggulan dalam proses pembelajaran ?. Gerakan terbaik  yang dapat dilaksanakan sebagai berikut :
1.     Rekrumen Peserta didik.
Mengmbangkan sistem selksi  peserta didik  yang efektif meliputi : (1) persyaratan administrasi, (2) tes kesehatan fisik, (3) tes kesehatan mental, tes multi kecerdasan.
Hasil seleksi atau tes digunakan untuk mengambil kebijakan, mengembangkan strategi pembelajaran sesuai kebutuhan dan kondisi peserta didik.
2.     Memantapkan Cita-Cita.
Tahun pertama, awal masuk sekolah, guru wajib mengenali, memahami, membimbing dan memantapkan minat dan cita-cita peserta didik dan para orang tuanya.
3.     Gerakan  partisipasi
Memberdayakan partisipasi aktif dan kreatif dalam pembelajaran, yaitu memberi kesempatan kepada peserta didik  antara lain :
1)   mengamati;
2)   menanya;


Gambar 4 :
Siswa merespon dengan baik ketika guru melemparkan
pertanyaan pada waktu diskusi kelas

3)   mengumpulkan informasi;
4)   mengasosiasi;


Gambar 5 :
Siswa secara berkelompok melakukan klasifikasi
dikotomi terhadap macam-macam daun

5)     mengkomunikasikan.



Gambar 6 :
Siswa mengkomunikasikan data hasil
percobaan di depan kelas


Kelima kegiatan peserta didik harus relevan dengan matari yang dibahas.
Pada saat peserta didik melaksanakan aktivitas, guru mengamati secara cermat, merata, objektif dan adil. Proses pengamatan menggunakan instrumen dan memberi nilai secara individu dan kelompok.
4.     Menganalisis.
Mencari, menemukan berbagai masalah pribadi, sosial, belajar dan karier serta berbagai ragam  kebutuhan peserta didik sebagai pelanggan primer pendidikan (sekolah. Misalnya : (1) kebutuhan dasar, (2) kebutuhan pengembangan, (3) kebutuhan peminatan/pilihan, (4) kebutuhan teraputik dan (5) kebutuhan yang diperluas. Memetakan keunggulan prestasi belajar menjadi 3 (tiga) tingkatan yaitu (1) kelompok tertinggi/terunggul, (2) kelompok baik/cepat dan (3) kelompok lamban belajar/rendah 
5.     Memantapkan kebijakan.
Mengembangkan berbagai alternatif kebijakan jangka pendek, menengah dan panjang, dengan jelas, tegas dan  terpadu, terkait dengan layanan  pembelajaran bermutu.
6.     Satuan Tugas Tim.
Pilih dan satukan peserta didik berkemampuan terbaik dalam sebuah tim, dan berikan tantangan serta tugas atau pekerjaan yang sangat berarti bagi mereka. Pastikan bahwa tugas itu dihargai dan dihormati oleh organisasi ( guru, kepala sekolah, komite sekolah, peserta didik lainnya, serta pihak lain yang terkait).
7.     Pemberdayaan tim.
Satuan tugas peserta didik berkempuan terbaik diberdayakan secara optimal, untuk membantu mengatasi berbagai masalah, tantangan dan pengembangan mutu pendidikan sesuai dengan kemampuannya. Misalnya (1) membantu membimbing teman sebayanya yang  lamban belajar, (2) membantu pendidikan gerakan kepramukaan, (3) gerakan pengabdian kepada masyarakat mengatasi masalah sosial ( contohnya : memberantas sarang nyamuk demam berdarah, membersihan selokan jalan ),masalah lingkungan hidup ( contoh : menanam tanaman apotik, tanaman warung hidup, tanaman hias, tanaman buah-buahan, tanaman hutan industri dan lainnya. 




Gambar 7 :
Kegiatan Tim Peserta Didik Terbaik
Membantu Teman  Lamban Belajar





Percobaan Teori Kinetik Gas
8.     Pilot Proyek Khusus.
Pilot proyek dengan prioritas tinggi, yaitu untuk mengahsilkan peserta didik berkemampuan unggul terbaik.
9.     Proses dan Produk.
Memberikan kesempatan luas kepada peserta didik, untuk menciptakan proses dan produk/hasil belajar terbaik, yang dapat diperbanyak dan didistribusikan secara luas.
10.           Pendistribusian.
Menggelar distribusi yang luas bagi peserta didik berkemampuan terbaik.
11.           Jaringan pemasaran.
Mengembangkan jaringan penjualan peserta didik berkemampuan terbaik kepada berbagai pihak. Misalnya : Perguruan tinggi  favorit tingkat nasional dan internasional, pendidikan kedinasan milik  pemerintah maupun swasta, pekerjaan yang relevan dengan cita-cita peserta didik. Hal ini perlu ada jaminan yang relatif pasti.
12.           Promosi dan hubungan masyarakat.
Menciptakan citra dan identitas peserta didik terbaik. Memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara bijaksana dan mengembangkan hubungan dengan masyarakat dan media untuk memberikan “nama atau merek” kepada peserta didik terbaik.
13.           Mengembangkan bimbingan, pelatihan, pembelajaran dan keteladanan kepada peserta didik terbaik secara bekelajutan.
14.           Mengembangkan monitring, evaluasi dan perbaikan standarisasi kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik terbaik, yang berorientasi pada ISO secara terus menerus.

Keunggulan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik menunjukkan  gambaran dua hal penting yaitu hard skills dan sofs skills.

Strategi  merupakan kebutuhan mendesak untuk diaplikasikan dan dikembangkan di sekolah untuk meningkatkan mutu proses layanan pembelajaran dan mutu hasil belajar peseta didik. Strategi sebagai teknik dan taktik dapat diartikan juga sebagai “kiat” seorang komandan untuk memenangkan peperangan yang menjadi tujuan utama (Akdon, 2007 : 3).
Guru profesional sebagai komandan terdepan sangat penting berusaha memiliki dan mampu menginovasi strategi pembelajaran sesuai situasi, kondisi apapun dalam memberdayakan dan mengembangkan sumber daya internal dan eksternal sekolah. Proses pengembangan strategi pembelajaran melalui tahapan sebagai berikut :
1.     Menyadari adanya masalah dalam pembelajaran,
2.     Mengenali dan memahami masalah pembelajaran,
3.     Mengidentifikasi masalah pembelajaran,
4.     Merumuskan masalah pembelajaran,
5.     Mencari dan menemukan berbagai alternatif strategi untuk penyelesaikan masalah pembelajaran,
6.     Mengklasifikasikan berbagai alternatif strategi penyelesaian masalah pembelajaran,
7.     Menetapkan alternatif strategi pembelajaran terbaik yang akan digunakan.
8.     Menyimpan berbagai alternatif strategi pembelajaran untuk penyelesaian masalah,  (menjadi bank penyelesaian masalah pembelajaran).
9.     Menggunakan/melaksanakan   strategi pembelajaran yang telah ditetapkan.

10.                       Memperbaiki alternatif strategi secara berkelajutan.



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © INOVASI PENDIDIKAN - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -