- Back to Home »
- Strategi Pembelajaran K13 »
- Strategi Pembelajaran Pada Kurikulum 2013
Posted by : Unknown
Tuesday, July 22, 2014
Peserta
didik merupakan pelanggan utama dalam lembaga pendidikan seperti sekolah.
Sebagai sebuah organisasi sosial yang dinamis, peserta didik merupakan kekuatan
masa kini dan masa depan dengan keunggulan
beragam. Selain itu, mereka memiliki kebutuhan yang hampir tak terbatas
dalam mengembangkan jati dirinya.
Permasalahannya, sampai saat ini masih banyak ditemukan
guru yang belum mampu melayani kebutuhan peserta didik secara utuh, menyeluruh
dan terpadu. Guru mudah menyalahkan peserta didik bila prestasinya tidak bagus,
lamban belajar, berperilaku menyimpang. Guru mudah meberi stempel bodoh kepada
peserta didik yang kurang bisa mengikuti pikiran gurunya. Sebagian besar guru juga
tidak memberikan layanan pengayaan yang memadai kepada peserta didik, yang
relatif cepat dalam belajar. Akibatnya, siswa yang cepat belajar akan merasa
bosan mengikuti temannya yang kurang cepat. Hal ini berdampak pada
pretasi peserta didik.
Untuk
itu, sekolah berkewajiban mengembangkan sistem pendidikan yang mampu memenuhi
kebutuhan peserta didik menuju pretasi unggul, dari saat ini sampai masa depan.
Supaya pengembangan sistem pendidikan yang dimaksud tercapai. Kepala sekolah
perlu memberdayakan guru dan sumber daya
lain untuk memperkuat pembelajaran bermutu tinggi. Pembelajaran bermutu
tinggi akan dapat menjadikan peserta
didik mampu meraih keunggulan prestasi. Peserta didik menjadi fokus utama dan dijadikan subyek belajar untuk mengembangkan
seluruh potensinya.
Kepala
sekolah bersama guru harus terlibat aktif memonitor kemajuan peserta didik.
Monitoring harus dijadikan
karakeristik yang dibudayakan.
Kurikulum
2013 dengan tegas mengamanatkan bahwa
pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat
pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap
materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama.
Guru hendaknya menyadari secara menyeluruh tentang berbagai kekuatan, kelemahan dan kekurangnnya. Guru hendaknya mampu
mengembangkan kekuatan, mengatasi kelemahan, memperbaiki kekurangan dan mampu
menciptakan peluang kesuksesan baru.
Guru profesional memiliki kemampuan terbaik untuk mengembangkan seluruh potensinya dalam
melaksanakan pembelajaran bermutu. Guru hendaknya mampu
memperbaharui cara pandang dan membangun kompetensinya secara efektif. Guru hendaknya mampu memberikan fasilitas
memadai dan kultur yang menyenangkan serta
produktif dalam mengembangkan multi kecerdasan peserta didik.
Pembelajaran
bermutu akan terjadi apabila guru:
1. Memberikan
waktu yang lebih besar kepada peserta didik, 70 – 80 % untuk belajar dan
berlatih aktif serta kreatif satu kali pertemuan pembelajaran, guru majadi
fasilatator dengan waktu 20 – 30 % satu kali pertemuan pembelajaran.
2. Memberi
kesempatan kepada peserta didik membentuk kelompok belajar dan bekerja kelompok untuk melakukan eksperimen di
laboratorium.
Gambar 1 :
Peserta didik secara berkelompok mempersiapkan perangkat
percobaan sesuai langkah-langkah yang tercantum
pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Memberikan
kesempatan yang kondusif kepada peserta didik untuk mengembangkan
kreativitasnya. Misalnya :
1) Membuat alat
peraga matematika.
Peserta
didik ditugaskan membuat kubus, selinder, segi tiga, linkaran dan sebagainya.
a. Kubusb. b. Siilinder c. Segitiga |
2) Peserta
didik ditugaskan :
Mencari
kaitan materi palajaram matematika yang dibahas dengan berbagai lintas mata
pelajaran, misalnya : (1) mata pelajaran ekonomi, dilihat sisi pembiayaan, pengadaan bahan dasar, proses
produksi, proses pemasaran, analisa keuntungannya dan dari aspek lingkungan
hidup. (2) mata pelajaran pendidikan seni kriya, (3) pendidikan prakarya, (4)
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Demikian juga kaitan
kubus, selider dan segi tiga dengan pembuatan kapal terbang, kapal laut dan
berbagai bangunan gedung.
4. Memberi
bantuan kepada peserta didik yang kesulitan,
Gambar 2 :
Guru menanggapi pertanyaan siswa ketika siswa
menemui
kesulitan dalam melaksanakan percobaan
5. Mendengarkan
dengan baik dan menerima apa adanya semua peserta didiknya.
6. Mengembangkan
kerja sama yang kompak, kuat, antara guru dengan peserta didik, antara peserta
didik dengan peserta didik, antara peserta didik dengan orang tuanya, antara
peserta didik dengan masyarakat
Gambar 3 :
Kekuatan/Kualitas Kerja Sama
7. Mengembangkan
proses pembelajaran dengan multi interaksi.
Interaksi dari guru ke peserta didik, dari peserta didik ke guru dari
peserta didik ke peserta didik, peserta didik ke sumber belajar lainnya,
lingkungan alam asli, alam buatan, lingkungan sosial ( pasar, instansi
pemerintah, instansi swasta, komplek pertokoan, media cetak dan media
elektronik.
Guru
profesional sebagai manajer dan pemimpin pembelajaran berperan membantu,
melayani, mendisiplinkan dan meningkatkan kualitas unggul multi kecerdasan
peserta didik. Bagaimana cara terbaik meningkatkan kualitas keunggulan dalam
proses pembelajaran ?. Gerakan terbaik
yang dapat dilaksanakan sebagai berikut :
1. Rekrumen
Peserta didik.
Mengmbangkan
sistem selksi peserta didik yang efektif meliputi : (1) persyaratan
administrasi, (2) tes kesehatan fisik, (3) tes kesehatan mental, tes multi
kecerdasan.
Hasil
seleksi atau tes digunakan untuk mengambil kebijakan, mengembangkan strategi
pembelajaran sesuai kebutuhan dan kondisi peserta didik.
2. Memantapkan
Cita-Cita.
Tahun
pertama, awal masuk sekolah, guru wajib mengenali, memahami, membimbing dan
memantapkan minat dan cita-cita peserta didik dan para orang tuanya.
3. Gerakan partisipasi
Memberdayakan
partisipasi aktif dan kreatif dalam pembelajaran, yaitu memberi kesempatan
kepada peserta didik antara lain :
1) mengamati;
2) menanya;
Gambar 4 :
Siswa merespon dengan baik ketika guru melemparkan
pertanyaan pada waktu diskusi kelas
3) mengumpulkan
informasi;
4) mengasosiasi;
Gambar 5 :
Siswa secara berkelompok melakukan klasifikasi
dikotomi terhadap macam-macam daun
5)
mengkomunikasikan.
Gambar 6 :
Siswa mengkomunikasikan data hasil
percobaan di depan kelas
Kelima
kegiatan peserta didik harus relevan dengan matari yang dibahas.
Pada saat
peserta didik melaksanakan aktivitas, guru mengamati secara cermat, merata, objektif dan adil. Proses pengamatan menggunakan instrumen dan
memberi nilai secara individu dan kelompok.
4. Menganalisis.
Mencari,
menemukan berbagai masalah pribadi, sosial, belajar dan karier serta berbagai
ragam kebutuhan peserta didik sebagai
pelanggan primer pendidikan (sekolah. Misalnya : (1) kebutuhan dasar, (2)
kebutuhan pengembangan, (3) kebutuhan peminatan/pilihan, (4) kebutuhan
teraputik dan (5) kebutuhan yang diperluas. Memetakan keunggulan prestasi
belajar menjadi 3 (tiga) tingkatan yaitu (1) kelompok tertinggi/terunggul, (2)
kelompok baik/cepat dan (3) kelompok lamban belajar/rendah
5. Memantapkan
kebijakan.
Mengembangkan
berbagai alternatif kebijakan jangka pendek, menengah dan panjang, dengan
jelas, tegas dan terpadu, terkait dengan
layanan pembelajaran bermutu.
6. Satuan Tugas
Tim.
Pilih dan
satukan peserta didik berkemampuan terbaik dalam sebuah tim, dan berikan
tantangan serta tugas atau pekerjaan yang sangat berarti bagi mereka. Pastikan
bahwa tugas itu dihargai dan dihormati oleh organisasi ( guru, kepala sekolah,
komite sekolah, peserta didik lainnya, serta pihak lain yang terkait).
7. Pemberdayaan
tim.
Satuan tugas
peserta didik berkempuan terbaik diberdayakan secara optimal, untuk membantu
mengatasi berbagai masalah, tantangan dan pengembangan mutu pendidikan sesuai
dengan kemampuannya. Misalnya (1) membantu membimbing teman sebayanya yang lamban belajar, (2) membantu pendidikan
gerakan kepramukaan, (3) gerakan pengabdian kepada masyarakat mengatasi masalah
sosial ( contohnya : memberantas sarang nyamuk demam berdarah, membersihan
selokan jalan ),masalah lingkungan hidup ( contoh : menanam tanaman apotik,
tanaman warung hidup, tanaman hias, tanaman buah-buahan, tanaman hutan industri
dan lainnya.
Gambar 7 :
Kegiatan Tim Peserta Didik Terbaik
Membantu Teman Lamban
Belajar
Percobaan Teori Kinetik Gas
8. Pilot Proyek Khusus.
Pilot proyek dengan prioritas tinggi, yaitu untuk mengahsilkan peserta didik berkemampuan unggul terbaik.
Memberikan kesempatan luas kepada peserta didik, untuk menciptakan proses dan produk/hasil belajar terbaik, yang dapat diperbanyak dan didistribusikan secara luas.
10. Pendistribusian.
Menggelar distribusi yang luas bagi peserta didik berkemampuan terbaik.
11. Jaringan pemasaran.
Mengembangkan jaringan penjualan peserta didik berkemampuan terbaik kepada berbagai pihak. Misalnya : Perguruan tinggi favorit tingkat nasional dan internasional, pendidikan kedinasan milik pemerintah maupun swasta, pekerjaan yang relevan dengan cita-cita peserta didik. Hal ini perlu ada jaminan yang relatif pasti.
12. Promosi dan hubungan masyarakat.
Menciptakan citra dan identitas peserta didik terbaik. Memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara bijaksana dan mengembangkan hubungan dengan masyarakat dan media untuk memberikan “nama atau merek” kepada peserta didik terbaik.
13. Mengembangkan bimbingan, pelatihan, pembelajaran dan keteladanan kepada peserta didik terbaik secara bekelajutan.
14. Mengembangkan monitring, evaluasi dan perbaikan standarisasi kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik terbaik, yang berorientasi pada ISO secara terus menerus.
Keunggulan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik menunjukkan gambaran dua hal penting yaitu hard skills dan sofs skills.
Strategi merupakan kebutuhan mendesak untuk diaplikasikan dan dikembangkan di sekolah untuk meningkatkan mutu proses layanan pembelajaran dan mutu hasil belajar peseta didik. Strategi sebagai teknik dan taktik dapat diartikan juga sebagai “kiat” seorang komandan untuk memenangkan peperangan yang menjadi tujuan utama (Akdon, 2007 : 3).
Guru profesional sebagai komandan terdepan sangat penting berusaha memiliki dan mampu menginovasi strategi pembelajaran sesuai situasi, kondisi apapun dalam memberdayakan dan mengembangkan sumber daya internal dan eksternal sekolah. Proses pengembangan strategi pembelajaran melalui tahapan sebagai berikut :
1. Menyadari adanya masalah dalam pembelajaran,
2. Mengenali dan memahami masalah pembelajaran,
3. Mengidentifikasi masalah pembelajaran,
4. Merumuskan masalah pembelajaran,
5. Mencari dan menemukan berbagai alternatif strategi untuk penyelesaikan masalah pembelajaran,
6. Mengklasifikasikan berbagai alternatif strategi penyelesaian masalah pembelajaran,
9. Menggunakan/melaksanakan strategi pembelajaran yang telah ditetapkan.
10. Memperbaiki alternatif strategi secara berkelajutan.